Setelah beredar kabar generasi Z yang banyak dipecat perusahaan beberapa hari lalu, kini muncul kabar baru dan masih seputar gen Z. Kira-kira apa masalahnya?
Data BPS Tentang Anak Muda Yang Menganggur
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ada sekitar 9,9 juta penduduk Indonesia muda yang saat ini tanpa kegiatan (youth not in education, employment, and training).
Data tersebut didapatkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS pada 2023 lalu.
Dengan jumlah yang demikian, artinya sebanyak 22,25 persen dari total penduduk berusia 15 – 24 tahun yang tenaga kerja potensialnya tidak terberdayakan.
Permasalahan ini tentu saja cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia, pasalnya kondisi ini dialami paling banyak oleh generasi Z.
Hm, apa ya yang menjadi faktor utama tingginya angka pengangguran dari generasi Z ini? Temukan jawabannya di sini!
Penyebab Generasi Z Banyak Menganggur
Tia Rahmania, seorang psikolog mengatakan bahwa salah satu faktor penyebab menganggurnya hampir 10 juta gen z ini adalah ketidakcocokan skill yang dimilikinya dengan kebutuhan pasar kerja.
Lebih lanjutnya, Tia menjelaskan bahwa kurangnya disiplin dalam bekerja serta penghasilan yang tidak cukup juga menjadi alasan gen Z masih menganggur hingga saat ini.
Apalagi, kebanyakan dari Gen Z ini cenderung menuntut kerja dengan gaji yang tinggi, tetapi tidak memperbaiki skill dan kinerjanya.
Menurutnya, gen Z ini cukup unik sebab berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satu karakteristik yang dimiliki Gen Z ini yaitu work life balance yang diutamakan.
Dengan prinsip work life balance yang dimiliki Gen Z inilah membuat kebanyakan diantara mereka masih menganggur. Sebab, tidak semua perusahaan bisa mendukung prinsip ini.
Dengan tingkat pengangguran berskala besar ini, tentu saja akan menimbulkan tantangan sosial dan ekonomi.
Contohnya, meningkatkan angka kriminalitas hingga menurunnya produktivitas nasional.
Tantangan serius ini memang sudah seharusnya memerlukan langkah cepat dan strategis.
Tidak hanya dari pemerintah, tetapi generasi Z pun juga perlu berbenah diri.
Misalnya, menguatkan keterampilan lewat berbagai program pelatihan yang relevan, menciptakan berbagai inovasi, dan belajar untuk bertanggung jawab serta meningkatkan kemampuan diri.